Lidah Buaya (Aloe vera L.)
Makalah
ini Disusun untuk Memenuhi Tugas
Morfologi Sistematika Tumbuhan
Oleh:
Awal Azis Nugraha 31113008
Dede Isna H 31113010
Ina Lisnawati 31113021
Lyana Puspita 31113027
Ria Oktaviani 31113042
Selly Sutanti 31113046
PRODI S1 FARMASI
STIKes BAKTI TUNAS HUSADA
KOTA TASIKMALAYA
2014
KATA PENGANTAR
Puji serta
syukur hadirat Allah SWT, karena dengan rahmat, karunianya, serta taufik dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang sistem saraf ini. Shalawat
dan salam semoga senantiasa di limpahkan kepada junjunan kita, Nabi Muhammad
SAW dan semoga di limpahkan pula kepada
keluarganya, serta kepada para pengikutnya yang setia, ta’at dan patuh kepada
ajaran yang di bawanya sampai hari akhir.
Makalah ini yang berjudul “Lidah Buaya (Aloe vera L.) diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah morfologi sistematika tumbuhan, harapan penyusun semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi
dosen dan mahasiswa di STIKes BTH. Penyusun mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunanya harapan besar kritik dan saran yang membangun tentang makalah ini.
dosen dan mahasiswa di STIKes BTH. Penyusun mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunanya harapan besar kritik dan saran yang membangun tentang makalah ini.
Tasikmalaya, April 2014
Penyusun
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ i
DAFTAR
ISI........................................................................................................... ii
BAB
I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang............................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
A.
Sistematika................................................................................................... 2
B.
Morfologi..................................................................................................... 3
C.
Kandungan.................................................................................................. 7
D.
Manfaat dan cara
penggunaan..................................................................... 8
E.
Jurnal penelitian........................................................................................... 12
BAB III PENUTUP
A.
Simpulan ..................................................................................................... 14
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Aloe merupakan tanaman Liliaceae yang mempunyai
banyak jumlah spesies yang berbeda, di antara spesies ini hanya satu jenis yang
telah lazim digunakan sebagai tanaman obat sejak ribuan tahun yang lalu yaitu Aloe
vera atau yang sering disebut dengan nama lidah buaya.
Lidah buaya (Aloe vera L.) pertama kali masuk ke Indonesia sekitar abad
ke-17 dibawa oleh petani keturunan Cina. Tanaman ini dijadikan sebagai tanaman
hias yang ditanam sembarang di pekarangan rumah dan digunakan sebagai bahan
kosmetik yaitu untuk penyubur rambut. Baru pada dekade 1990-an, tanaman ini
dilirik menjadi bahan baku untuk industri makanan dan minuman yang berkhasiat
menyehatkan (Furnawanthi, 2002). Lidah buaya (Aloe vera L) merupakan tanaman
asli Afrika, yang memiliki ciri fisik daun berdaging tebal, sisi daun berduri,
panjang mengecil pada ujungnya, berwarna hijau, dan daging daun berlendir.
Disamping itu, juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan obat, makanan dan
bahan minuman kesehatan. Bagian lidah buaya yang sangat bermanfaat adalah daging daun yang memiliki lendir atau gel.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Sistematika
Klasifikasi
ilmiah atau taksonomi dari lidah buaya adalah sebagai berikut:
Kingdom:
Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Ordo: Asparagales
Famili: Asphodelaceae
Genus: Aloe
Spesies: Aloe vera L.
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Ordo: Asparagales
Famili: Asphodelaceae
Genus: Aloe
Spesies: Aloe vera L.
Lidah buaya sama seperti tanaman
lainnya yang mempunyai struktur akar, batang, daun dan bunga, namun yang sering
digunakan di dalam pengobatan adalah bagian daun. Daun lidah buaya merupakan
daun tunggal berbentuk tombak dengan helaian memanjang berupa pelepah dengan
panjang mencapai kisaran 40–60 cm dan lebar pelepah bagian bawah 8–13 cm dan
tebal antara 2–3 cm. Daunnya berdaging tebal, tidak bertulang, berwarna hijau
keabu- abuan dan mempunyai lapisan lilin di permukaan serta bersifat sukulen,
yakni mengandung air, getah dan lendir yang mendominasi daun. Bagian atas daun
rata dan bagian bawahnya membulat (cembung). Daun lidah buaya muda memiliki
bercak berwarna hijau pucat sampai putih. Bercak ini akan hilang saat daun
lidah buaya dewasa. Namun tidak demikian halnya dengan tanaman lidah buaya
jenis kecil atau lokal. Hal ini kemungkinan disebabkan faktor genetiknya.
Sepanjang tepi daun berjajar gerigi atau duri yang tumpul dan tidak berwarna.
B. Morfologi
Lidah buaya termasuk suku
Liliaceae. Liliaceae diperkirakan meliputi 4000 jenis tumbuhan, terbagi dalam 240
marga, dan dikelompokan lagi menjadi lebih kurang 12 anak suku. Daerah distribusinya
meliputi keseluruh dunia. Lidah buaya sendiri mempunyai lebih dari 350 jenis
tanaman. Tanaman lidah buaya dapat tumbuh
di daerah kering, seperti Afrika, Amerika dan Asia. Hal ini di karenakan lidah buaya dapat menutup stomatamya sampai
rapat pada musim kemarau
untuk melindungi kehilangan air dari daunya. Lidah buaya juga dapat tumbuh di daerah yang beriklim
dingin. Karena tanaman lidah buaya juga termasuk tanaman yang efesien dalam penggunaan air, karena dari segi fisiologis
tumbuhan tanaman ini termasuk jenis
tanaman CAM (crassulance acid metabolism)
dengan sifat tahan
kekeringan. Dalam kondisi gelap, terutama malam hari,stomata atau mulut daun membuka, sehingga uap air dapat
masuk. Disebabkan pada malam hari udaranya dingin, uap air tersebut berbentuk
embun. Stomata yang membuka pada malam hari memberi keuntungan, yakni tidak akan terjadi penguapan air dari tubuh
tanaman, sehingga air yang berada di dalam
tubuh daunya dapat dipertahankan. Karenanya dia mampu bertahan hidup dalam kondisi bagaimanapun keringnya. Kelemahan lidah buaya adalah jika
ditanam di daerah basah dengan curah hujan tinggi, mudah terserang cendawan; terutama Fusarium sp. yang menyerang pangkal batangnya, sementara itu dari segi budidayanya tanaman lidah buaya relatif
mudah dan relatif tidak
memerlukan investasi yang cukup besar. Hal ini di sebabkan tanaman ini merupakan tanaman tahan yang
dapat dipanen berulang-ulang dengan masa produksi 7-8 tahun. Tanaman lidah buaya termasuk
semak rendah, tergolong tanaman yang bersifat sukulen dan menyukai hidup di tempat kering. Batang tanaman pendek,
mempunyai daun yang
bersap-sap melingkar (roset). Panjang daun 40-90cm, lebar 6-13cm, dengan ketebalan lebih kurang 2,5cm
dipangkal daun, serta bunga berbentuk lonceng.
Berikut adalah ciri-ciri dilihat
dari Morfologinya :
1.
Batang
Aloe vera berbatang pendek berserat atau berkayu. Batangnya tidak kelihatan karena tertutup oleh daun-daun yang rapat dan
sebagian terbenam dalam tanah. Melalui batang ini akan muncul tunas-tunas yang
selanjutnya menjadikan anakan. Aloe vera yang bertangkai panjang juga muncul
dari batang melalui celah-celah atau ketiak daun. Batang Aloe Vera juga dapat disetek untuk perbanyakan tanaman. Peremajaan
tanaman ini dilakukan dengan memangkas habis daun dan batangnya, kemudian dari
sisa tunggul batang ini akan muncul tunas-tunas baru atau anakan.
2.
Daun
Daun tanaman Aloe
vera berbentuk pita dengan helaian yang memanjang. Daunnya berdaging tebal,
tidak bertulang, berwarna hijau keabu-abuan, bersifat sukulen (banyak
mengandung air) dan banyak mengandung getah atau lendir (gel) sebagai bahan
baku obat. Tanaman lidah buaya tahan terhadap kekeringan karena di dalam daun
banyak tersimpan cadangan air yang dapat dimanfaatkan pada waktu kekurangan
air. Bentuk daunnya menyerupai pedang dengan ujung meruncing, permukaan daun
dilapisi lilin, dengan duri lemas dipinggirnya. Panjang daun dapat mencapai 50
– 75 cm, dengan berat 0,5 kg – 1 kg, daun melingkar rapat di sekeliling batang
bersaf-saf. Seperti halnya tanaman berkeping satu
lainya, daun lidah buaya berbentuk tombak dengan helaian memanjang. Daunnya
berdaging tebal tidak bertulang, berwarna hijau keabu-abuan dan mempunyai
lapisan lilin dipermukaan; serta bersifat sukulen, yakni mengandung air, getah,
atau lendir yang mendominasi daun. Bagian atas daun rata dan bagian bawahnya
membulat (cembung). Di daun lidah buaya muda dan anak (sucker) terdapat bercak
berwarna hijau pucat sampai putih. Bercak ini akan hilang saat lidah buaya
dewasa. Namuntidak demikian halnya dengan tanaman lidah buaya jenis kecil atau
lokal. Hal ini kemungkinan disebabkan faktor genetiknya. Sepanjang tepi daun
berjajar gerigi atau duri yang tumpul dan tidak berwarna.
3.
Bunga
Bunga Aloe vera
berwarna kuning atau kemerahan berupa pipa yang mengumpul, keluar dari ketiak
daun. Bunga berukuran kecil, tersusun dalam rangkaian berbentuk tandan, dan
panjangnya bisa mencapai 1 meter. Bunga biasanya muncul bila ditanam di
pegunungan.
4.
Akar
Akar tanaman Aloe
vera berupa akar serabut yang pendek dan berada di permukaan tanah. Panjang
akar berkisar antara 50 – 100 cm. Untuk pertumbuhannya tanaman menghendaki
tanah yang subur dan gembur di bagian atasnya.
C.
Kandungan
1. Kulit daun
Kulit daun adalah bagian terluar dari struktur daun lidah
buaya yang berwarna hijau. Sejauh ini belum ada tulisan mengenai zat yang
terkandung di dalam kulit daun namun penelitian yang dilakukan Agarry., et
al (2005) menunjukkan bahwa ekstrak kulit daun lidah buaya pada konsentrasi
25 mg/ml menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus dengan zona hambat
4 mm. Di dalam buku pengobatan menyatakan bahwa teh yang terbuat dari kulit
daun lidah buaya dapat menghilangkan kecanduan merokok.
2. Eksudat
Eksudat
adalah getah yang keluar dari daun saat dilakukan pemotongan. Eksudat berbentuk
cair, berwarna kuning dan rasanya pahit. Zat- zat yang terkandung di dalam
eksudat adalah: 8- dihidroxianthraquinone (Aloe Emoedin) dan glikosida (Aloins), biasa
digunakan untuk pencahar.
3. Gel
Gel merupakan
bagian yang paling dalam dari daun yang berlendir. Gel bisa diperoleh dengan
langkah menyayat bagian dalam daun setelah mengeluarkan eksudat. Di dalam gel
lidah buaya mengandung sejumlah unsur-unsur antara lain : Air, karbohidrat,
lemak, dan beberapa vitamin.
D. Manfaat atau khasiat
1. Khasiat Lidah Buaya Sebagai Anti Oksidan
Lidah
buaya dapat di manfaatkan sebagai anti Oksidan sehingga dapat
meningkatkan metabolisme tubuh dan membantu mencegah penyakit degeneratif.
2. Manfaat Lidah Buaya Untuk Penyembuhan Luka
lidah
buaya membantu untuk mengembalikan jaringan kulit yang luka. Untuk kegunaan ini
biasanya dengan menggunakan gel lidah buaya yaitu bagian berlendir yang
diperoleh dengan menyayat bagian dalam daun setelah eksudat dikeluarkan, yang
juga digunakan untuk membantu mengatasi masalah eksternal seperti masalah pada
kulit, mulai dari luka bakar, jerawat hingga masalah kulit akibat gigitan
serangga
3. Khasiat Lidah Buaya Sebagai Antiinflamasi
Lidah
buaya dapat membantu mengatasi luka bakar, digigit serangga atau masalah
pencernaan. Hal ini bisa diperoleh dengan cara meminum lidah buaya sebagai
pengobatan secara internal. Jus lidah buaya dipercaya dapat membantu mencegah
konstipasi dan melancarkan saluran pencernaan. Minuman ini dibuat dari gel yang
dihasilkan oleh lidah buaya.
lidah
buaya banyak dipergunakan pada berbagai produk kosmetik, seperti krim, lotion,
atau sabun. Kandungan lidah buaya di dalam produk kosmetik tersebut membantu
meningkatkan kadar oksigen yang be'rguna bagi kulit, membantu menguatkan
jaringan kulit sehingga tidak mengendur, serta membantu mencegah penuaan dini.
5.
Mengobati Radang
Tenggorokan
Radang tenggorokan dapat di obati dengan lidah buaya. Caranya yaitu gunakan
satu batang daun lidah buaya yang sudah di cuci dan di kupas. Isinya di
potong-potong atau di blender. Tambahkan 1 sendok makan madu murni. Lalu minum
hasil racikan tadi 3 kali dalam sehari.
6.
Mengobati Mata Lelah
atau Capek Khasiat
lidah
buaya yaitu untuk mengobati mata lelah atau capek. Mungkin kita habis bergadang
dan kurang tidur atau habis melakukan perjalanan jauh atau bisa juga banyak
tugas lembur sehingga kita terlalu lama di depan komputer yang mengakibatkan
mata kita terasa pedih dan lelah. Hal tersebut dapat diatasi dengan
memanfaatkan lidah buaya. Berikut cara penggunaanya. Untuk mengobati kelelahan
mata, irislah bagian daun lidah buaya secara melebar lalu dinginkan dalam
lemari es selama beberapa menit. Gunakan untuk mengompres mata yang lelah.
Cukup mudah kan.
7.
Mengobati Ambeien
dengan lidah buaya
Untuk
mengobati ambeien gunakan setengah (1/2) batang daun lidah buaya dibuang
durinya, dicuci, lalu diparut. Beri setengah (1/2) gelas air panas, kemudian
peras. Tambahkan 2 sendok makan madu. Dalam keadaan hangat minumlah 3 kali
sehari.
8.
Mengobati Sembelit
Sembelit
juga dapat di obati dengan menggunakan daun lidah buaya yang di campur dengan
madu. Caranya yaitu ambil setengah (1/2) batang daun lidah buaya cuci dan
kupaslah. Isinya di potong kecil-kecil kemudian seduh dengan (1/2) gelas air.
Berilah satu sendok makan madu lalu dalam keadaan hangat dimakan 2 kali sehari.
Lakukan sampai sembelit benar-benar sembuh.
9.
Mengobati Diabetes
Mellitus
Untuk
mengobati diabetes mellitus bisa menggunakan dua batang daun lidah buaya. Daun
tersebut di cuci, dibuang durinya dan di potong-potong. Rebus dengan 3 gelas
air, lalu saring. Minum 3 kali sehari sesudah makan, masing-masing setengah
gelas. Lakukan sampai diabetes mellitus benar-benar sembuh jangan lupa
periksakan juga ke dokter.
10. Potongan
daun lidah buaya Menyuburkan rambut
lidah buaya Dalam tubuh manusia terdapat
mahkota yaitu rambut. Rambut menjadi salah satu bagian yang harus di rawat dan
di perhatikan kondisinya. Bagi yang merasa rambutnya kurang subur sehingga
khawatir akan terjadi kebotakan berikut ada tips untuk menyuburkanya agar
rambut tumbuh lebat dan indah. Untuk menyuburkan rambut bisa memanfaatkan daun
lidah buaya. Caranya yaitu gunakan 2 pelepah lidah buaya, cuci lalu di kupas.
Isinya di gosokkan pada kulit kepala yang telah di keramas sewaktu sore hari.
Bungkus dengan kain. Keesokan harinya bilaslah rambut agar bersih. Untuk hasil
yang maksimal lakukan ini setiap hari selama 3 bulan.
11. Mengobati
Batuk Yang Membandel
Memang
banyak di took-toko di sediakan berbagai obat batuk baik berbentuk tablet
maupun sirup. Namun terkadang obat-obat tsersebut tidak memberikan kesembuhan
justru malah menimbulkan gejala baru akibat dari efek samping yang terkandung
dari bahan obat tersebut. Namun bagi yang menderita penyakit batuk yang
membandel, ada cara alami dan efektif dan tentunya di jamin aman untuk di coba.
Yaitu dengan menggunakan sebanyak 20 g daun lidah buaya yang telah di cuci
bersih, dikupas, dipotong-potong. Lalu beri 2 sendok makan madu murni. Minum 2
kali sehari. Untuk hasil maksimal ulangi selama 10 hari agar benar-benar terbebas
dari batuk yang membandel.
E.
Jurnal Penelitian
1.
Amidah ahsad (2012), “Pemanfaatan lidah buaya (Aloe vera) menjadi produk makanan berserat dengan penambahan
berbagai jenis gula”. Dari hasil penelitian di simpulkan bahwa :
a.
Lidah buaya dapat dibuat produk makanan dalam bentuk makanan berserat yang
merupakan makanan berkalori rendah.
b.Makanan berserat dari
lidah buaya dengan menggunakan berbagai jenis
gula mempunyai berat dan kenampakan morfologis serta
kandungan gizi
yang baik untuk kesehatan.
c.
Hasil yang paling optimal terhadap berat dan kenampakan morfologis
makanan berserat dari lidah buaya adalah pada perlakuan L3G1 (lidah buaya dengan
menggunakan gula jawa pada pengenceran 1:6) yaitu berat 625 gr,tebal 3,1 cm,
mempunyai tekstur yang kenyal, serta mempunyai kandungan gizi yang maksimal
yaitu karbohidrat pada perlakuan L3G2 = 7,29%, vitamin C pada
L1G1 = 1,97%, Calsium pada L3 G2 = 6,87% dan protein pada
L3 G2 = 3,25%.
2.
Muhfilah
Ramadiah,dkk (2012) “Pembuatan tepung
lidah buaya (Aloe vera.L) dengan metode foam mat-drying”. Dari
hasil penelitian di simpulkan bahwa : Kombinasi konsentrasi antara mal-todekstrin dan tween 80 serta
metode pengeringan (foam-mat drying) yang tepat akan menghasilkan tepung
lidah buaya yang berkualitas dari segi nutrisi dan kenampakan (warna sesuai
putih kekuningan).
3.
Noverita,S.V
(2012) “Pengaruh pemberian nitrogen dan
kompos terhadap komponen pertumbuhan
tanaman lidah buaya (Aloe vera.L)”.
Dari hasil penelitian di simpulkan
bahwa : Pelakuan pemberian pupuk nitrogen berpengaruh pada jumlah daun dan
jumlah anaknnya, tetapi tidak berpengaruh pada pertumbuhan tinggi dan diameter
batang.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Lidah buaya (Aloe
vera L.) merupakan tumbuhan yang berasal dari afrika Tanaman
sukulen tahunan. Daun berdaging tebal dan banyak mengandung lendir atau
gel. Lidah buaya dapat digunakan sebagai tanaman hias, tanaman obat,
maupun minuman. Dari lebih 300 jenis Aloe, hanya tiga jenis yang diusahakan
secara komersial, yaitu Aloe vera (Aloe barbadensis Miller), Aloe
perryi dan Aloe ferox. Di antara ketiga jenis Aloe
tersebut, hanya jenis Aloe vera yang paling berpotensi untuk
dikembangkan dalam memenuhi kebutuhan industri farmasi, pangan dan kosmetika.
Cairan
lidah buaya mengandung unsur utama, yaitu aloin, emodin, gum dan unsur
lain seperti minyak atsiri. Senyawa-senyawa gula juga terdapat pada lidah
buaya dalam bentuk mannosa, glukosa, serta sejumlah kecil silosa, arabinosa,
galaktosa, ramnosa serta enzim-enzim oksidase
Produk
yang dihasilkan dari lidah buaya dapat berupa shampo, pasta gigi, dan aneka
macam kosmetik lainnya malahan sekarang telah dijual dalam bentuk minuman
koktail. Kegunaannya bagi kesehatan manusia antara lain untuk mengobati
sakit kepala/pusing, sembelit, kejang pada anak, kurang gizi, batuk rejan,
muntah darah, kencin manis, wasir, peluruh haid dan penyubur rambut.
Selain itu lidah buaya juga bermanfaat sebagai penyembuh luka dan luka bakar
serta mengurangi infeksi.
DAFTAR PUSTAKA
Dalimartha setiawan. (2006) Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Pustaka Pembangunan Swadaya
Nusantara: Jakarta
Hariana arief, (2011) Tumbuhan Obat dan Khasiat seri 3. Penebar Swadaya: Jakarta.
Suranto,Adji.2011.Dahsyatnya
lidah buaya tumpas Penyakit.Jakarta: Pustaka Bunda.
Jurnal
Teknologi Pertanian Vol. 13 No. 2 [Agustus 2012] 125-137 Pembuatan Tepung
[Ramadhia dkk]
Jurnal Penelitian Sains & Teknologi, Vol. 9, No. 2, 2008: 144 – 155 “Pemanfaatan lidah buaya”
Menjadi produk pangan” [Aminah,dkk]
Syamsuri,
Istamar dkk. 2007. Biologi untuk SMA kelas XI semester 1. Malang: Erlangga
0 komentar :
Posting Komentar